E-Bussiness



JD.com, Inc. (HanziPinyinJīngdōng), juga dikenal dengan nama Jingdong dan sebelumnya bernama 360buy,adalah perusahaan perdagangan elektronik Tiongkok yang berpusat di Beijing. JD adalah satu dari dua peritel daring B2C terbesar di Tiongkok (menurut volume transaksi dan pendapatan), anggota Fortune Global 500, dan pesaing utama Tmall milik Alibaba. Pada kuartal pertama 2018, platform ini memiliki 301,8 juta pengguna aktif.
Perusahaan ini didirikan oleh Liu Qiangdong (dikenal sebagai Richard Liu) pada Juli 1998 sebagai toko fisik yang menjual produk optik magnet di Beijing, China, dengan nama Jingdong Century Trafing Co, Ltd. Ritelnya lalu berkembang dan menjual barang elektronik, telepon seluler, komputer, dan barang serupa. Situs daring B2C perusahaan tersebut aktif di Januari 2004 dengan nama domain jdlaser.com lalu 360buy.com di 2007. Akhirnya nama domain diubah lagi menjadi JD.com di Maret 2013. Pembelian domain JD.com memakan biaya $5.000.000.Pada saat yang sama, JD.com mengumumkan logo dan maskot barunya. Tencent yang memegang 20% saham perusahaan ini.
JD.com mengoperasikan pengantaran barang menggunakan kendaraan nirawakmobil otonom, dan robot serta memiliki sistem pengantaran dan infrastruktur nirawak terbesar di dunia. Perusahaan ini sedang menguji pengantaran menggunakan robot, membangun bandara kendaraan nirawak, dan meluncurkan truk otonom pertamanya.
Dan (1)JD.ID Termasuk Dalam bisnis B2C eCommerce

Sektor ecommerce B2C (business to consumer) adalah model bisnis yang lazim dilakukan di pasar ecommerce. Bahkan sektor B2C adalah model bisnis yang selalu ada dipikiran orang saat mendengar kata ‘ecommerce’. Transaksi ecommerce B2C menyerupai model ritel tradisional, di mana bisnis menjual jasa/produk kepada individu, namun bisnis dijalankan dengan platform online alih-alih dengan toko fisik.


Contoh pemain ecommerce B2C di Indonesia adalah Blibli, Jd.id, dan Lazada. Namun, dari laporan DailySocial mengindikasikan adanya peleburan batas antara ecommerce B2C dan C2C yang dilihat dari penilaian reputasi. Penilaian terhadap reputasi umumnya didasarkan pada kepercayaan konsumen yang terbentuk dari beberapa faktor, diantaranya jaminan produk, kualitas layanan, hingga efektivitas sistem yang disajikan.
Dari penilaian reputasi, masing-masing memiliki angka yang cukup berimbang, Blibli dan Tokopedia mendapati angka tertinggi. Dari tabel penilaian di atas, Shopee memiliki peringkat teratas dalam urusan produk murah dan biaya pengiriman gratis. Sedangkan JD.id menguatkan brand dengan jaminan produk jualannya asli.
Meleburnya kategori C2B dan B2C juga ditengarai hadirnya “Official Store” di online marketplace –sebagai contoh brand tertentu memiliki tempat khusus di Bukalapak untuk menjual produk dari distributor resminya. Implikasinya justru menguatkan SKU produk yang dimiliki C2C, hal tersebut sekaligus tervalidasi dalam penilaian kelengkapan produk dengan persentase tertinggi didapat oleh Tokopedia.
Namun demikian salah satu keuntungan yang dapat dioptimalkan oleh para pemain B2C ialah seputar pengalaman pelanggan. Beberapa aspek yang mulai dieksplorasi misalnya menekankan pada kualitas produk, peningkatan layanan logistik –misalnya Lazada mengakomodasi layanan eLogistics secara mandiri atau bekerja sama dengan layanan on-demand untuk one-day-delivery, opsi pembayaran yang lebih beragam –memungkinkan adanya mekanisme seperti cash-on-delivery.
Pengaruh E-Business perusahaan JD.ID
Pengaruh Bisnis terhadap perusahaan ini adalah mempermudah penjulan marketing secara online dan real time sesuai dengan keinginan para costumer dan perusahaan ini juga memeliki visi dan misi sebagai berikut :
  • Visi
Tokopedia memiliki visi untuk “Membangun Indonesia yang lebih baik lewat internet”,, JD.ID mempunyai program untuk mendukung para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan perorangan untuk mengembangkan usaha mereka dengan memasarkan produk secara online.
  • Misi
  1. Menggunakan teknologi dari web dan internet secara tepat
  2. Memperkuat produk dan layanan dari Tokopedia baik yang dilakukan secara online maupun ofline
  • Produk
Hampir  semua  kebutuhan  yang  dibuthkan  masyarakat  tersedia  di  JD.ID. Berikut ini adalah produk-produk yang terdapat di website JD.ID.

Faktor-Faktor Keberhasilan E-Business JD.ID :

1. Pertahankan Inovasi
Ternyata salah satu kunci kesuksesan JD.ID itu mempertahankan inovasi dan terus menjalankannya. Pasalnya, JD.ID percaya, dengan inovasi itu bisa membuat mereka lebih maju dan memantapkan langkah ke depan dan menggapi target.
2. Jangan Berhenti Belajar
Meskipun sudah sukses dan melejit, jangan pernah berhenti belajar. Soalnya, bukan hanya manusia lho yang perlu belajar, perusahaan juga. Selain itu, belajar dari perusahaan lainnya yang telah memiliki pengalaman juga bukan langkah yang salah, justru dengan itu bisa membuat JD.ID memiliki tolok ukur buat mengembangkan jaringan bisnis.
3. Mendukung Bisnis Kecil
Dalan menjalankan bisnis tentu enggak lepas dari peran pihak lain. Begitu juga dengan Tokopedia. Dengan banyaknya para pebisnis dalam berbagai skala, termasuk bisnis kecil, JD.ID mampu menjadi salah satu pasar online terbesar di Indonesia.

Infrastruktur Untuk E-Business JD.ID
Versi awal JD.ID yang dibangun tahun 20011 menggunakan bahasa pemrograman Perl, database Oracle dan webserver Apache dengan mod_perl. Seiring perkembangan waktu, sekitar tahun 2015, JD.ID mengganti mesin databasenya dengan PostgreSQL. Selain pergantian database server, webserver Tokopedia pun belakangan berganti menggunakan Nginx.
Di tahun 2015, arsitektur platform jd,id sudah berganti dari yang sebelumnya monolitik menjadi berbasis microservices. Pemilihan bahasa program pun mengalami perubahan, walaupun belum 100%, sebagian sistem Tokopedia sudah dibangun menggunakan bahasa program Go. Tokopedia juga menggunakan beberapa layanan berbasis cloud, contohnya: S3 (untuk storage) dan Cloudsearch, keduanya dari Amazon Web Services.

















Comments

Popular posts from this blog

ERD Pemesanan Tiket Bus